Zat Dalam Makanan Ini Sebabkan Migrain

Semua orang yang pernah mengalami migrain atau sakit kepala sebelah pasti tahu bagaimana rasa sakit yang diakibatkan oleh penyakit ini. Gejala dan rasa sakit akibat migrain bisa lebih parah dari sakit kepala biasa dan bertahan hingga berjam-jam. Beberapa gejala migrain antara lain mual, muntah, pandangan yang kabur, dan sensitif pada cahaya serta suara. 
 
Sayangnya hingga saat ini tak ada panduan pasti tentang bagaimana mencegah migrain. Pemicu migrain bisa bermacam-macam bergantung pada orangnya. Namun tentu tak ada salahnya mewaspadai hal yang bisa memicu migrain, terutama pada makanan. Berikut adalah beberapa zat dalam makanan yang bisa memicu munculnya migrain, seperti dilansir oleh US News.
 
1. Tyramine
Zat tyramine bisa ditemukan secara alami dalam makanan. Tyramine adalah zat yang diproduksi oleh protein ketika makanan mulai dibiarkan lama. Semakin lama umur makanan, maka semakin banyak juga tyramine yang diproduksi. Beberapa makanan yang mengandung tyramine adalah keju, baik mozarella maupun cheddar. Selain dalam keju, beberapa daging olahan juga mengandung tyramine, seperti hot dog, bacon, ham, dan lainnya. Beberapa buah dan produk kedelai juga memiliki tyramine, seperti tahu, buah kering, acar, pisang, dan alpukat. Pada buah-buahan, kadar tyramine semakin tinggi ketika buah terlambat dipanen.
 
2. Alkohol
Alkohol meningkatkan aliran darah ke otak. Hal ini bisa menyebabkan migrain. Alkohol dalam minuman seperti wine, bir, whiskey, dan sampanye bisa menyebabkan migrain.
 
3. Tannin
Tannin adalah bahan yang bisa memberikan rasa tertentu pada tanaman. Tannin bisa ditemukan dalam teh, apel merah, pir, cuka sari apel, dan red wine. Makanan lain yang mengandung tannin dalam kadar tinggi adalah lemon, jeruk nipis, jambu, melon madu, jeruk, nanas, aprikot, dan blackberry. Ketika buah-buahan dipanen, jumlah tannin menurun dan fruktosa meningkat. Untuk itu kebanyakan tannin terdapat dalam kulit buah-buahan.
 
4. Kafein
Kafein sebenarnya bisa juga menjadi hal yang meredakan migrain. Namun dalam beberapa kasus, kafein juga bisa memicu migrain terutama pada orang yang sensitif pada kafein. Jika Anda termasuk orang yang sensitif pada kafein, hindari cokelat, kopi, minuman bersoda, atau teh.
 
Selain zat pemicu migrain di atas, beberapa hal lain juga bisa menyebabkan migrain seperti pemanis buatan, MSG, bahan pengawet, serta sulfida dan nitrat. Jika Anda pernah terkena migrain, sebaiknya awasi makanan yang Anda konsumsi. Pastikan untuk membawa zat yang tertera dalam label makanan sebelum mengonsumsinya.

 

Manfaat Dari Donor Darah Untuk Kesehatan

Studi terbaru menunjukkan bahwa mendonorkan darah dapat mengurangi risiko serangan jantung dan kanker. Hal ini diperkirakan terjadi karena penurunan kadar besi yang tinggi pada tubuh. Kadar besi dalam tubuh dapat mempengaruhi seberapa tebal dan lengket tekstur darah. Kadar besi yang tinggi menyebabkan darah menjadi sangat tebal. Dan peningkatan kadar zat besi dalam tubuh juga dapat mempercepat proses oksidasi kolesterol.
 
Kondisi ini dapat mempengaruhi konsistensi darah dan menciptakan peningkatan gesekan dalam perjalanan melalui pembuluh darah. Karena hal ini meningkatkan keausan pada lapisan arteri, itu bisa berkontribusi terhadap peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.
 
Menurut sebuah studi yang diterbitkan oleh Journal of American Medical Association, para peneliti menemukan bahwa mereka yang berusia 43 sampai 61 tahun yang mendonorkan darah setiap enam bulan, berisiko lebih rendah terkena penyakit jantung.

 

Bekerja Di Malam Hari Tingkatkan Resiko Diabetes Tipe 2

Para karyawan yang bekerja di malam hari mengalami gangguan toleransi glukosa, sehingga mereka berisiko tinggi terkena diabetes tipe 2, demikian menurut penelitian terbaru. Peneliti yang menerbitkan studinya dalam jurnal Sleep tepatnya membandingkan toleransi glukosa antara karyawan yang bekerja di siang dan malam hari.
 
“Cukup mengejutkan bahwa satu kali saja bekerja di malam hari bisa mengganggu toleransi glukosa dan meningkatkan kadar insulin,” papar Dr Christopher Morris, kepala penulis penelitian dari Brigham and Women’s Hospital di Boston.
 
Sebagaimana dilansir dari Medical Daily, Dr Morris juga menganggap penelitiannya cukup penting karena mendemonstrasikan secara langsung tentang pengaruh bekerja di malam hari dengan risiko diabetes.
 
Dr Morris dan timnya melibatkan 13 orang dewasa sehat dan tidak obesitas di dalam penelitiannya. Mereka semua pun tak punya sejarah menjadi pekerja malam. Selama delapan hari, responden lantas diminta bekerja di siang dan malam hari masing-masing empat hari untuk semua pekerjaan.
 
Hasilnya, peneliti menemukan kalau responden yang bekerja di malam hari mengalami peningkatan kadar glukosa sebesar 16 persen. Menikmati makanan di atas jam delapan malam juga membuat para pekerja malam tersebut memiliki kadar glukosa yang semakin tinggi.
 
Sebelumnya, beberapa penelitian juga menyebutkan kalau bekerja di malam hari mampu meningkatkan risiko kanker payudara, prostat, dan ovarium.

iga Hal Sepele Ini Jadi Penyebab Stroke

troke adalah salah satu penyakit mematikan selain kanker dan serangan jantung. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), diperkirakan ada 795.000 orang menderita stroke setiap tahunnya. Hampir 130.000 orang meninggal karena stroke pada 2010 lalu. Kemudian CDC menyebut kalau stroke menyerang karena faktor perilaku orang itu sendiri. Dikutip dari dailyfinance.com, CDC menyebutkan ada tiga perilaku seseorang yang dianggap sepele dan menjadi kebiasaan sehari-hari, namun berperan besar membuat mereka terkena stroke.
 
Merokok
Merokok terbukti menyerang pembuluh darah. Faktor risiko stroke juga menghantui mereka yang bukan perokok melalui asap. Sebuah penelitian yang dipresentasikan di 2011 pada Kongres Stroke Kanada menunjukkan perokok dua kali berisiko mengalami stroke dibandingkan non-perokok. Salah satu cara pencegahannya adalah berhenti merokok.
 
Konsumsi alkohol
Penggunaan alkohol yang berlebihan menyebabkan potensi meningkatnya tekanan darah dan kolesterol Anda. Sehingga risiko terserang stroke pun kian tinggi.
 
Malas Olahraga
Tidak ada keajaiban yang dapat mencegah terjadinya stroke bila Anda tidak berolahraga. Orang-orang yang yang secara fisik tidak aktif bergerak, berada pada risiko terserang stroke lebih tinggi. Hal ini akibat tekanan darah tinggi atau kolesterol tinggi. Selain itu, orang yang malas olahraga juga berisiko terkena diabetes tipe 2 dan menjadi kelebihan berat badan atau obesitas. Berolahraga memang bukan solusi mencegah stroke secara keseluruhan, namun setidaknya mengurangi kemungkinan terkena penyakit tersebut.